I.
ISTILAH DAN PENGERTIAN
Jiwa berasal dari jiv
(bahasa sansekerta), yang berarti
lembaga hidup (levensbe ginsel) atau
daya hidup (levenscracht). Jiwa
merupakan pengertian abstrak, karena itu orang cenderung mempelajari jiwa yang
meraga, yaitu dalam bentuk tingkah laku manusia (segala aktifitas, perbuatan,
penampilan diri) sepanjang hidupnya. Ilmu jiwa merupakan istilah yang digunakan
dalam bahsa Indonesia sehari-hari (cakupannya sangat luas, meliputi segala
pemikiran adedidikirawanpengetahuan, tanggapan bahkan khayalan mengenai jiwa). Psikologi
berasal dari psyche dan logos, merupakan istilah scientific yang dipergunakan untuk
menunjuk kepada ilmu Jiwa yang bercorak ilmiah tertentu, meliputi pengetahuan
mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode ilmiah yang
memenuhi syarat-syarat yang disepakati oleh para ahli Psikologi.Psikologi
merupakan istilah scientific karena
di back up oleh metode-metode yang
adedidikirawandipelajari dalam Psikologi. Ilmu jiwa menunjukan kepada ilmu jiwa pada umumnya,
sedangkan psikologi menunjukan pada ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma
ilmiah modern.Pendekatan ilmu jiwa dilakukan tidak melalui proses atau metode
yangadedidikirawan dipelajari secara ilmiah seperti halnya
dalam pisikologi tetapi lebih bersifat spontan, sebagai contoh;
seseorang dapat menilai orang lain dengan hanya melihat pada raut muka saja (human interaction)/tanpa proses dialogadedidikirawan
terlebih dahulu/nterview.Pendekatan
psikologi terlebih dahulu melalui suatu proses atau metode yang sifatnya
ilmiah, misalnya; seorang dapat menilai orang lain dengan menginterviewnya terlebih dahulu dan
menganalisa dengan hitungan statistik. Dahulu Ilmu jiwa pendekatannya lebih
kepada pendekatan filsafat, yaitu sebagai cabang dari filsafat yangadedidikirawan mempelajari
rohaniah saja. Psikologi pendekatannya lebih modern, yaitu pendekatan ilmu
eksakta yaitu statistika namun juga ada ilmu sosialnya. Dulu para filosof
memisahkan memisahkan jiwa dan raga karena jiwaadedidikirawan dipisahkan dengan adanya daya
(pandangan atomistis), sedangkan psikologi justru menganggap pada keduanya
bersifat integral. Kesimpulannya adalah bahwa apabila berbicara psikologi maka
otomatis berbicara tentang ilmu jiwa,
tetapi tidak selalu apabila ilmu jiwa tetapi berbicara psikologi. Metode-metode
ilmiah yang digunakan di dalam psikologi diantaranya:
A.
Metode eksperimen, yaitu metode percobaan dan
observasi/pengamatan yang sistematis dalam situasi khusus, dimana gejala-gejala
yang diamati begituadedidikirawan disederhanakan (beberapa faktor saja), sehingga peneliti
dapat menguasai seluruh proses menciptakan, menghilangkan, mengendalikanadedidikirawan dan
mengontrol secara sistematis kondisi dan variabelnya, sehingga bisa ditimbulkan
atau dihilangkan gejala-gejala pisikis dan sosial tertentu untuk diamati dengan
teliti.
B.
Metode genetis, yaitu suatu metode dimana semua
tingkah laku individu diamati dan dicatat teliti,adedidikirawan sepenjang hidupnya, yaitu
mengenai perkembangan dari sifat-sifat psikis dan ciri-ciri khas individu,
sejak lahir (bahkan juga sebelum lahir), smpai masa dewasa dan usia tua.
C.
Metode anamnese (pengertian medis dari anamnese
adalah pra riwayatadedidikirawan dari penyakit), yaitu suatu metode dengan meneliti
faktor-faktor apa saja yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan psikisadedidikirawan atau
sosial tertentu (penyimpangan dimaksud misal; kebiasaan-kebiasaan mencuri,
agresivitas, nafsu merusak dan kecenderungan-kecenderungan sadistis, tingkah
laku kegila-gilaan, alkoholik, maniak ketakutan adedidikirawanyang abnormal, ketergantungan yang eksterim, dsb).
D.
Metode intropeksi (retropeksi/mawas diri) atau
ekstrospeksi, metode intropeksi adalah penghayatan terhadap kehidupan psikis
sendiri. Metode ekstrospeksi adalah pengamatan yang sistematisadedidikirawan terhadap
kehidupan psikis orang lain, untuk memahami ciri-ciri khas individu tersebut.
Definisi
Menurut aliran
behavorisme radikal, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang aktivitas
manusia. Menurut Plato, psikologi sebagai psikologi filsafat, berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa; logos = ilmu pengetahuan). Menurut aliran ilmu-ilmu pengetahuan
alam/empiris dan rasionalisme. psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari kesadaran atau gejala-gejalaadedidikirawan kesadaran. Menurut aliran psikologi
dalam (freudisme) psikologi adalah ilmu mempelajari baik gejala-gejala di bawah
sadar. Menurut Robert Sadedidikirawan wood worth, pisikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu tersebut tidak dapat
dilepaskan dari lingkunganya. Menurut Mac Dougall, pisikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia (human behaviour).
Konsepsi Plato
Bahwa jiwa
manusia terdiri dari, jiwa rohaniah dan jiwa badaniah, jiwa rohaniah berasal
dari dunia abadi dan tak akan mati dan jiwa badaniah akan mati bersama raga
manusia. Plato berpendapat bahwa manusia mempunyai tiga macam kemampuan, yaitu
antara lain, kecerdasan (dikepala), kemauan (dikepala), nafsu daya/perasaanadedidikirawan
(diperut). Pandangan ini disebut pandangan trichotomi
dari pada jiwa manusia. Ketiganya melahirkan kebijakan yang khas yaitu,
kebijakan kecerdasan adalah budi, Budi dimiliki oleh kaum filsuf, kebijakan
kemauan adalah keberanian, keberanian dimiliki oleh kaum militer, kebijakan
perasaan adalah kesederhanaan, kesederhanaan dimiliki oleh adedidikirawankaum petani. Suatu
negara yang ideal (menurut plato) harusnya diperintah oleh kaum filsuf,
dipertahankan oleh kaum militer, dan penduduknya adalah kaum petani
II.
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup psikologi adalah psikologi teoritis dan
psikologi praktis. psikologis teoritis meliputi, psikologi umum dan psikologi
khusus.
A.
Psikologi teoritis. Psikologi umum menguraikan
dan menyelidiki kegiatan-kegiatan praktis pada umumnya dari manusia dewasa dan
normal termasuk kegiatan pengamatan, pemikiran, intelegensi,perasaan kehendak,
motif, dsb. yang kemudian menghasilkan dalil umum dan melahirkan teori-teori
adedidikirawanpsikologi.Psikologi khusus menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus dari
kegiatan psikis manusia. Psikologi khusus terdiri dari:
1.
Psikologi perkembangan/Genetis, Menguraikan
perkembangan kegiatan piskis manusia dari kecil, dewasa hingga usia lanjut,
terdiri dari:
a.
Psikologi anak,
b.
psikologi pemuda,
c.
psikologi orang dewasa,
d.
psikologi orang tua.
2.
Psikologi kepibradian dan typologi
menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai suatu
keseluruhan serta menguraikan jenis-jenis/tipe-tipe kepribadian, yaitu antara
lain, introvert (tertutup),adedidikirawan ekstrovert (terbuka), antara keduanya (praktis).
3.
Psikologi sosial, menguraikan tentang kegiatan
manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial seperti kelompok, situasi
massa.Contoh kasus demonstran menjadi berani karena ia kehilangan adedidikirawanidentitasnya
(individualismenya, super egonya hilang), sehingga merasa tidak harus
bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan ketika berdemonstrasi.
4.
Psikologi pendidikan, Menguraikan dan
menyelidiki manusia dalam situasi pendidikan/situasi belajar.
5.
psikologi diferensial dan Psikodiagnosite,
menguraikan tentang perbedaan-perbedaan antara individu dalam
keckapan-kecakapan intelegensia, ciri-ciriadedidikirawan kepribadian dan mengenai cara-cara
untuk menentukan perbedaan tersebut.
6.
psikopatologi, menguraikan tentang kegiatan
manusia yang berjiwa abnormal.
Psikologi
khusus ini terus berkembang seperti munculnya psikologi kriminil dan
parapsikologi
B.
psikologi praktis.
psikologi praktis meliputi:
1. Psikodiagnotik,
sangat bermanfaat untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam memilih
studi/untuk menduduki jabatan tertentu,dilakukan dengan cara-cara psikologi
misal antara lain wawancara,adedidikirawan observasi, dan tes psikologi untuk menentukan
struktur kepribadian seseorang, perkembangan bakat dan kecakapannya, dan
struktur intelegensia sehingga yang bersangkutan dapat diberi penerangan atau
penjelasan mengenai studi ataupun pekerjaan yang sesuai.
2. Psikologi
klinis, dan bimbingan psikologi, pada dasarnya lebih merupakan usaha sarjana
psikologi untuk menolong orang yang sedang menderita psikis.
3. Psikologi
perusahaan, sangat bermanfaat dalam membantu yang berhubungan dengen
kepemimpinan, seleksi pegawai, perbaikan lingkungan kerja, menyelesaikan
masalah-masalah buruh dan pegawai, perbaikan lingkungan kerja, meyelesaikanadedidikirawan
masalah-masalah buruh dan pegawai, bimbingan dan penyuluhan serta usaha dalam
mempertinggi produksi.
4. Psikologi
pendidikan, sangat membantu dalam mengusahakan cara-cara evaluasi yang
objektif.
5. Bimbingan
dan penyuluhan pelajaran mahasiswa, adedidikirawanmenyelidiki cara pelaksanaan pendidikan
sebaik-baiknya.
III.
OBJEK PSIKOLOGI
objek psikologi modern adalah manusia, serta
kegiatan-kegiatannya dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut Kuypers
dilihat dari segi kegiatannya, kegiatan manusia digolongkan manjadi , kegiatan
bersifat individual, kegiatan bersifat sosial, kegiatan bersifat ketuhanan. Hal
ini erat hubungannya dengan 3 hal utama,adedidikirawan yaitu bahwa manusia secara hakiki
merupakan mahluk individual, sosial dan ketuhanan.
A.
Manusia sebagai mahluk individual
Psikologi modern menegaskan bahwa kegiatan manusia
dalam kehidupan sehari-harinya merupakan keseluruhan kegiatan jiwa raganya,
bukan kegiatan-kegiatan alat-alat tubuhnya saja atau kemampuan jiwa
satu-persatu yang terlepas dari pada yang lain. Manusia sebagai mahluk
individual mempunyai arti bahwa tiap
orang merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk
kecakapan-kecakapannya. Menurut Allport: Kepribadiannya adalah organ dinamis
dari pada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya
yangadedidikirawan unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya,contoh; dua orang
anak kembar yang dari satu telur dan hidup bersama-sama pun masih memiliki
perbedaan kepribadian.
B.
Manusia sebagai mahluk sosial
Menurut Sigmun Ferud, bahwa super ego manusia mulai
terbentuk pada usia 5-6 tahun dan perkembangannya terus berlangsung sepanjang
hidup. super ego yang terdiri dari, hati nurani, norma-norma, cita-cita
pribadi, tidak mungkin terbentuk dan berkembang taanpa manusia itu
berinteraksidengan adedidikirawanlainnya. dengan demikan jelas bahwa tnpa pergaulan sosial
manusia tidak bisa berkembang sebagai manusia semestinya.
C.
Manusia sebagai mahluk berketuhanan
Manusia menyadari bahwa diluar dirinya ada kekuatan
yang lebih besar yang perlu diseimbangkan agar tidak merugikan manusia. dari
situ bisa melihat hal yang mendasar yaitu hakekat manusia. Manusia merupakan
mahluk hidup tertinggi dalam ciptaan tuhan. Sebelum adedidikirawanorang mempelajari
stratifikasi sosial, Aristoteles membahas mengenai orang dan tumbuhan secara
bertingkat-tingkat dilihat dari kegiatannya.
IV.
PSIKOLOGI SOSIAL
Beberapa alasan manusia Konsisten pada attitude yaitu,
when attitude compete with each other(misal
, menurunkan berat beban (bagi seorang yang gemuk) sebagai attitude positif, sedangkan olahraga (ia malas) sebagai attitude negatif),when you feel you have
control over the behaviour, when you feel you have no alternative.Psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang baru timbul kurang lebih 100 tahun yang lalu,
adedidikirawandan baru memegang peran penting dalam perananmasyarakat modern ketika digunakan
dalam tes-tes intelegensia pada abad ke 20 pada pendidikan militer, demikian
pula pisikologi sosial baru dipelajari dan dipergunakan secara intensif pada
tahun 1930 di AS. Psikologi sosial menguraikan dan menerangkan tentang
kegiatan-kegiatan manusia adedidikirawankhususnya kegiatan dalam hubungannya dengan
situasi-situasi sosial sementara situasi sosial adalah situasi terdapat
interaksi antar orang/manusia dengan hasil kebudayaannya. Hal-hal yang
dipelajari dalam pisikologi sosial, antara lain, hubungan antar manusia, sifat
dan struktur kelompok, pembentukan norma keluarga, peranan kelompokadedidikirawan dalam
perkembangan individu dan kepemimpinan. Mengenai kepemimpinan (menurut Mac
arthur) adalah proyeksi dari personality. Model kepemimpinan adalah otoriter,
demokrat, bebas (laize faire). juga
pisikologi sosial mempelajari dinamika kelompok (grup dinamic),sikap (attitude)
perubahan sikap. sikap adalah kecenderungan bertingkah laku.
A.
Objek Psikologi Sosial
Objek psikologi sosial adalah gejala-gejala sosiall.
Gejala sosial juga dipelajari oleh sosiologi.
Letak Psikologi sosial :
sosiologiç
psikologi sosialè
psikologi
Menurut sosiologi bahwa psikologi sosial adalah bagian
dari sosiologi sedangkan menurut psikologi bahwa psikologi sosial merupakan
bagian dari psikologi. Untuk mendefinisikan sebuah ilmi pengetahuan perlu
dirumuskan mengenai objek materiil dan formilnya. Sosiologi dan psikologi
memiliki objek material yang sama yaitu gejala-gejala sosial karena itu harus
dilihat dari objek formilnya yaitu dapat dilihat dari rumusan atau definisi
ilmu pengetahuan tersebut,adedidikirawan bahwa psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari,
1. tingkah
laku manusia (Huber Bonner dalam socialpsychology)
2. pengalaman
dan tingkah laku individu sebagai
anggota suatu masyarakat (A.M Chorus
dalam Grondsiadem der sociate psicologie)
3. Pengalaman
dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang
sosial (sherif & sherif dalam An
outline of social psychology)
4. segi-segi
psikologis, tingkah laku manusia dipegaruhi oleh interaksi sosial (ronjk
&waren dalam sociology)
5. Individu
dalam kelompoknya dan hubungan dalam kelompok yang satu dengan yang lain
(Boring dalam condition of sociology)
6. tingkah laku individu dalamadedidikirawan kelompok dan dalam
lingkungan sosio kultural (Toman dalam einfuhrung
in die moderne sociologie)
1,2,6, sangat
dekat dengan objek formil sosiologi
yaitu mempelajari tingkah laku manusia dalam kelompoknya dan mempelajari
hubungan dalam kelompok. 3,4,5 dirangkum maka psikologi sosial adalah ilmu
adedidikirawanpengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu yang
dialami/ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial.
B.
Interaksi Sosial
Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai
keseluruhan atau kesatuan saja tanpa sekaligus meletakan hubungannya dengan
lingkungannya justru kepribadian menjadi kepribadian apabila seluruh sistem
pisikofisik termasuk bakat-bakat kecakapannya menyatakan dirinya dengan khas
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Individu memerlukan hubungan
dengan lingkungannya yang akan menggiatkannya dan merangsang perkembangannya.
Menurut Wood worth bahwa berkenaan denganadedidikirawan hubungan individu dengan
lingkungannya, individu dapat bertentangan dengan lingkungan, individu dapat
menggunakan lingkungannya, dan individu dapat berpartisipasi dengan
lingkungannya dan individu menyesuaikan diri. yang utama individu selalu
berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Istilah lingkungan
ini adedidikirawandalam arti luas, baik lingkungan psikis maupun lingkungan fisik.
menyesuaikan diri berarti mengubah diri sesuai dengan lingkungan atau mengubah
lingkungan sesuai keadaan diri. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar
dua atau lebih individu dimana menjadi proses mempengaruhi secara timbal balik.
Individu yang satu dapat menyesuai kan diri secara autoplastis, artinya dirinya dapat dipengaruuhi oleh individu lain
secara alloplastis, yaitu individu
lain dipengaruhi dirinya. Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial :
1.
Imitasi,Gabriel trade mengatakan bahwa seluruh
kehidupan sosial sebenarnya berdasarkan faktor imitasi saja.walaupun pendapat
ini berlebihan tetapi peranan Imitasi dalam interaksi sosial adalah sangat
besar, contoh seorang anak meniru bahasa tingkah laku tertentu, cara menyatakan
kegirangan adalah proses meniru, tumbuhnya adat istiadat, tumbuhnya
kepatuhan-kepatuhan yang terus diturunkan secara turun temurun. Imitasi
mempunyai peranan dalam perkembangan
individu, adedidikirawandapat mendorong individu/kelompok untuk melakukan perbuatan-perbuatan
baik yang dapat digunakan sebagai kerangka cara-cara bertingkah laku.Faktor
imitasi mempunyai segi negatif yaitu apabila hal-hal yang diimitasikan adalah
sesuatu yang salah atau secara moril maupun yuridis harus ditolak. Proses
imitasi dalam interaksi sosialadedidikirawan dapat menimbulkan kebiasaan mengimitasi tanpa
kritik, sehingga dapat menimbulkan gejala berpikir malas kritis pada individu.
2.
Sugesti, sugesti pada dasarnya adalah suatu
proses seseorang memberikan pandangan yang diterima orang lain dan proses ini
terjadi tanpa kritik terlebih dahulu. keadaan dan faktor-faktor yang memudahkan
sugesti adalah
a.
sugesti karena hambatan berpikir, orang yang
terkena sugesti aakan menelan apa saja yang dianjurkan orang lain. Hali ini
akan lebih mudah terjadi apabila pada saat dikenai sugesti berada dalam keadaan
dimanaadedidikirawan cara berpikir kritis terhambat. Misal orang itu sudah lelah
berpikir/dalam keadaan kemampuan berpikir dikurangi daayanya oleh rangsang
emosional.
b.
Sugesti karena disosiasi/pikiran terpecah,contoh
seseorang bingung karena permasalahan hidup yang komplek
c.
Sugesti karena otoritas, orang yang cendrung
menerima pandangan-pandangan tertentu apabila pandangan tersebut
dimiliki/disampaikan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya
d.
Sugesti karena mayoritas, orang akan cenderung
menerima suatu pandangan ucapan apabila hak tersebut didukung mayoritas
golongannya.
e.
Sugesti karena will to believe, diterimanya suatu pandangan tertentu karena pada
dasarnya pandangan itu sudah ada pada dirinya dalam keadaan terpendam, oleh
karena itu sugesti akan diterima tanpa berpikir lebih lanjut karena sudah ada
kesediaan sebelumnya, artinya sugesti terjadi karena keyakinan untuk dirinya.
3.
Identifikasi, Istilah identifikasi muncul dalam
uraian sigmun freud tentang cara-cara seorang anak belajar norma-norma dari orang tuanya . Dalam
garis besarnya anak belajar menyadari bahwa dalam kehidupan terdapat
norma-norma dan peraturan-peraturan yang harus diikuti melalui didikan orang
tua yaitu dengan penghargaanadedidikirawan dan penghukuman, lambat laun si anak akan mendapat
pengetahuan tentang baik atau buruk.
4.
Simpati, pada dasarnya merupakan perasaan
tertarik orang yang satu denggan yang lain, timbul berdasarkan penilaian
perasaan, contoh hubungan cinta kasih.
V.
PSIKOLOGI HUKUM
salah satu segi hukum yang menonjol pada hukum terutama yang modern adalah penggunaannya secara sadar
sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki (lihat definisi
hukum menurut Mochtar Kusumaatmadja). Dengan demikian sadar atau tidak sadar
hukum telah memasuki bidang yang menggarap tingkah laku manusia, hal ini
mengandung arti bahwa hukum telah memasuki bidang pisikologi khususnya
psikologi sosial. Hukum Pidana nerupakan bidang hukum yang sering berurusan
dengan psikologi. Dengan pidana diharapkan kejahatan dapat dicegah, merupakan
contoh yang jelas mengenai hubungan antara hukum dan psikologi. Leon Petrazyeki
seorang ahli filsafat hukum, menganggap unsur psikologi dalam hukum dengan
menempatkannya sebagai unsur utama, ia berpendapat bahwa fenomena-fenomena
hukum terdiri dari proses psikis yang unik yang dapat dilihat dengan
menggunakan metode introspeksi. Contoh apabila kita mempersoalkanadedidikirawan hak-hak
individu dan orang lain dan melakukan perbuatan sesuai dengan itu, maka semua
itu bukan karena hak-hak itu dicantumkan
dalam peraturan-peraturan itu tetapi semata-mata karena keyakinan kita sendiri bahwa kita harus berbuat itu.
A.
Ruang Lingkup
Psikologi hukum merupakan cabang imu pengetahuan yang
mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari pada perkembangan jiwa manusia
(Drever dalam Dictionary of psychology).Cabang
ilmu pengetahuan ini mempelajari tingkah laku sikap hukum yang mungkin
merupakan gejala-gejala kejiwaan tertentu.
Sikap baru merupakan kecenderungan bertingkah laku apabilla ada hubungan
antara sikap dan tingkah laku, dari sikap dapat diprediksi tingkah lakunya.
Psikologi hukum merupakan cabang studi hukumadedidikirawan yang relatif masih muda yang lahir
karena kebutuhan dan tuntutan akan kehadiran psikologi dalam studi hukum
terutama terasa bagi prakttek penegak hukum termasuk untuk kepentingan
pemeriksaan di muka sidang pengadilan. Walaupun demikian perhatian terhadap
psikologi hukum masih jauh dari memadai oleh karena itu belum ada kesepakatan
mengenai ruang lingkupnya sehingga dewasa ini msih dalam mencari batasan
ruang lingkup untuk pembahasan materi
yang diharapkan dapat menjelaskan hubungan-hubungan hukum dengan faktor
kejiwaan. walaupun demikian pokok-pokok ruang lingkupnya adalah :
1.
segi psikologi tentang terbentuknya norma kaidah
hukum
2.
kepatuhan ketaatan terhadap norma kaidah hukum
3.
perilaku menyimpang
4.
psikkologi dalam hukum pidana,
Hukum hanya
ada dan berperan dalam masyarakat manusia dan adanya itu karena tuntutan
kebutuhan hidup manusia bersama dorongan-dorongan yang mempertahankan
kehidupan kehidupan bersama dari segi
psikologis, dorongan untuk makan, dorongan untuk mempertahankan diri, dorongan
untuk melangsungkan keturunan. dorongan-dorongan tersebut tumbuh melalui 3
aspek psikologis, yaitu aspek naluriah aspek perasaan dan adedidikirawanaspek kebiasaan yang
merupakan faktor internal yang senantiasa melekat pada individu.Aspek
psikologis oleh Bouman disebut sebagai hasrat kemasyarakatan yang dirinci
sebagai berikut, Hasrat sosial, rasa harga diri, sifat ingin fatuh, hasrat
ingin bergaul, rasa simpati, dan keinginan untuk menolong, keinginan berbuat,
keinginan untuk memberitahu, sifat mudah menerima pesan-pesan. Butir-butir dari
Bouman tersebut merupakan kelengkapan adedidikirawaninternal individu yang melekat dan
mendorong untuk senantiasa hidup dalam suatu pergaulan hidup. Manusia pada
dasarnya mempunyai rasa ingin patuh pada kemauan orang banyak, pada norma-norma
yang berlaku dalam pergaulan hidupnya, para ahli menyebutnya sebagai mahluk
normatif.