I.
Konsep
Berkenaan dengan pengertian secara lengkap tentang
sesuatu.Misalnya: Arti dari Mahasiswa,Karyawan,Manajer,Komputer,Jurusan teknik
elektro,Bayi,Remaja,Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian konsep yang
berbeda karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau pakar
Dicari dari literatur; memerlukan diskusi
II.
Konstruk
Berkenaan
dengan besaran abstrak yang dikonstruksi oleh para pakar; uraian tentang
pengertiannya secara lengkap.Misalnya:Sikap,Minat,Inteligensi,Kepemimpinan,Agresivitas,Status
sosial ekonomi.Dapat berbeda pengertiannya karena perbedaan,Bidang ilmu,Aliran/paham,
Pakar.Dicari melalui literatur; memerlukan analisis dan sintesis
Analisis dan sintesis pada konstruk
Variabel
(konstruk)
Literatur literatur
literatur
. . .
.
. .
. Analisis (urai) .
. . .
. . .
. Diskusi (bahas) .
. . .
. . .
. Sintesis (gabung) .
. . .
. . .
konstruk
(sesuai dengan konteks kita)
III.
Data dan Sekor
Data:Catatan hasil pengamatan atau pengukuran yang
obyektif, berbentuk, Deskripsi,Numerik:Memerlukan alat ukur yang valid dan
dapat dipercaya hasil ukurnya
Sekor;Angka
atau bilangan pada atribut dari subyek yang diperoleh melalui aturan tertentu
(pengukuran) Numerik:Memerlukanadedidikirawan alat ukur yang valid dan dapat
dipercaya hasil ukurnya
IV.
Perangkat Ilmu Aturan Ilmu
1. Masalah.
Masalah adalah rumusan pertanyaan ilmiah yang memerlukan jawaban (biasanya
belum terjawab atau jawaban yang ada masih diragukan).Sebaiknya dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya serta diakhiri dengan tanda tanya (?).Berisikan
variabel yang biasanya berkaitan dengan; variabeladedidikirawan yang mengandung
atribut serta responden pemilik atribut,pertanyaan tentang perbandingan variabel, atau pertanyaan tentang ketergantungan variabel
2. Hipotesis.
Hipotesis adalah rumusan pernyataan ilmiah sebagai jawaban terhadap masalah
serta masih memerlukan pengujian empiris.Rumusan hipotesis harus sepadan dengan
adedidikirawanrumusan masalah (supaya dicocokkan).Biasanya dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan
a.
Hipotesis Induktif. Dari data diduga (dicurigai)
ada keterkaitan di antara variabel sehingga ingin dipastikan melalui pengujian
hipotesis (statistika). Data harus sangat banyak dan representatif. Setelah
hipotesis teruji, barulah data digunakan untuk digeneralisasi, sebab-akibat,
ditemukan teorinya
b.
Hipotesis Deduktif. Dari premis mayor (teori, hukum, asumsi) dan
premis minor (kasus yang dipertanyakan di dalam masalah) dengan armentasi
(logika) ilmiah dihasilkan keterkaitan variabel. Hipotesis ini diuji secara
empiris (sering melalui sampel dan diinferensi ke populasi)
3. Proposisi. Proposisi adalah
istilah umum untuk pernyataan ilmiah yangadedidikirawan memiliki kemungkinan
benar (true) dan palsu (false). Hipotesis adalah suatu bentuk proposisi;
demikian juga dengan hukum, teori, dan pernyataan ilmiah lainnya
4. Aksioma
dan Asumsi. Aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima tanpa pembuktian
serta dapat digunakan sebagai dasar (premis) untuk deduksi. Asumsi sama dengan
aksioma. Digunakan pada logika, matematika, atau ilmuadedidikirawan
Beberapa Contoh Aksioma
Benda yang
sama-sama sama dengan benda yang sama adalah sama satu terhadap lainnya
X = A dan Y
= A
maka
X = Y
Jika sama
ditambahkan kepada sama, maka jumlahnya adalah sama
X = Y
+
A A
--------------------
X + A
= Y + A
Hanya ada satu
garis lurus yang menghubungkan dua titik yang diketahui
A
---------------------------- B
Jika suatu
titik O bergerak dari A ke B sepanjang suatu garis lurus AB, maka O harus
melewati suatu titik yang membagi AB ke dalam dua bagian yang sama besarnya
--A-----------------0-----------------B--
Beberapa Contoh Asumsi
Asumsi
dari Aristoteles
•
Benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan
•
Benda yang bergerak akan berhenti dengan
sendirinya
•
Alam semesta terbuat dari tanah, air, udara,
api, dan unsur kelima (quintessential)
Asumsi
Ptolemaeus
•
Semua benda langit beredar mengelilingi bumi
dalam bentuk lingkarran
Asumsi
Determinisme
•
Di dalam alam ada sebab-akibat
•
Di dalam alam ada keteraturan
Asumsi
Empirisisme
•
Ada pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi,
hubungan, serta pendekatan ke ke kebenaran
5. Postulat.Postulat adalah
pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat digunakan sebagai premis
pada deduksi. Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat
dipertukarkan. Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat
postulat dapat dibuktikan. Contoh Postulatadedidikirawan :
Postulat
Geometri
Dengan
mistar dan jangka,dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke
titik lain,dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang,dapat
dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari sebarang
panjang
Postulat Ekivalensi Massa
Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m
G = ma
Hulum gravitasi
Newton menggunakan massa gravitasi, m dan
M. Postulat: massa lembam m =
massa gravitasi m (dapat diterangkan
oleh Einstein)
Postulat
Robert Koch (berupa etiologi spesifik)
mikroba tertentu
menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba)dengan kata
lain: setiapadedidikirawan penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu
6.
Dalil dan Hukum Ilmiah
Dalil (theorem) biasanya digunakan pada matematika,
hukum pada ilmu alam
(a) Dalil hungan tetap di antara besaran
Contoh:
(b) Hukum Ilmiah
Aturan tentang hubungan tetap di antara
besaran yang teramati di antara benda
atau
peristiwa
Ungkapan umum untuk memaparkan
•
Fakta
umum untuk keteraturan di dalam alam
•
Hubungan
di antara peristiwa
•
Hubungan
di antara variabel
yang teruji atau dapat diuji kebenarannya
Hubungan
invarian (matematik atau statistik) di antara konsep ilmiah
(ada kalanya dapat dituangkan ke dalam bentuk rumus)
Bentuk hubungan pada hukum ilmiah
Ada beberapa macam bentuk
Ciri
atau sifat
•
mis. Zat terdiri atas molekul
• Ruang-waktu terdiri atas 4 dimensi
hubungan
korelasi atau ketergantungan
hubungan
sebab akibat
urutan
tak berubah
•
mis. Urutan siang dan malam
Contoh Hukum Ilmiah
•
Hukum Boyle
Pada
gas dengan temperatur tetap
pv = konstan
•
Hukum Snellius
Pada
pantulan cahaya
sudut pantul = sudut masuk
•
Hukum Avogadro
Di
dalam satu gram-mol zat terdapat
6. 1023 molekul
•
Hukum Konversi Massa-Tenaga
E
= m c2
Jenis Hukum dilihat dari Sumber
Hukum
teoretik. mengacu kepada sesuatu atau ciri yang tidak dapat diobservasi secara
langsung. mis. Hukum Avogadro tentang jumlah molekul. di dalam satu gram-mol
Hukum
empirik. generalisasi yang mengacu kepada obyek atau ciri yahg dapat diobservasi
secara langsung. misadedidikirawan. Hukum Boyle tentang tekanan dan volume gas.
ada kalanya berbentuk pendekatan (approximation).
Jenis Hukum dilihat dari Ketepatan
Hukum
universal. menunjukkan keteraturan yang berlaku tanpa perkecualian. mis. Hukum
Newton. gerak komet, gerhana, dapat diprediksi dengan kecermatan tinggi
Hukum
statistik. menunjukkan keteraturan menurut suatu persentase tertentu
(berdasarkan probabilitas). mis. Prediksi cuaca, keluruhan inti atom uranium. dapat
melakukan prediksiadedidikirawan dengan kecermatan agak rendah
Penemuan Hukum (dan Teori)
•
segera diakui (penemu partikel W langsung
memperoleh hadiah Nobel)
•
ditolak dulu, baru kemudian diakui (temuan ion
oleh Svante Arrhenius)
•
baru diakui setelah penemunya meninggal (hukum
Mendel)
•
penemunya lebih dari seorang di tempat lain
(telepon)
•
diterima tetapi
kemudian ditolak (bumi datar)
Di beberapa cabang ilmu, penemuan yang hebat
memperoleh hadiah
7. Prinsip atau Asas
Hukum yang mendasar pada cabang ilmu. Contoh: Asas
Indeterminisme Heisenberg (1928). Pada partikel subatomik terdapat
indeterminisme; secara teoretis, kalau massa terukur tepat, maka kecepatan tak
bisa terukur tepat, kalau kecepatan terukur tepat, adedidikirawan maka masa
tidak bisa terukur tetap. ada celah ketidakpastian. kecil sekali yakni dalam
orde konstanta Planck seukuran
6,626. 10-34
V.
Perangkat Ilmu Penjelasan Aturan
A.
Pengertian Teori Ilmiah. Ada sejumlah pengertian
tentang teori ilmiah, mecakup, strutur sistematik yang luas, dihasilkan oleh
imaginasi manusia, mencakup serumpun hukum empirik (pengalaman) tentang
keteraturan yang ada pada obyek dan peristiwa, baik yang terlihat maupun yang
tidak. Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah, sajian
sistematik tentang hubungan seperangkat variabel,penjelansan tentang gejala,maksud
dasar ilmu melalui perolehan teori yang memberi penjelasan ayng sah tentang
gejala alamiah dan lain-lain
Teori Menurut Kerlinger, teori adalah seperangkat
konstruk [konsep], definisi, dan proposisi yang saling berhubungan yang
menampilkan pandanganadedidikirawan sistematik dari gejala dengan jalan
menspesifikasikan hubungan di antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan
dan memprediksti gejala itu.
Teori Menurut Mouly. Suatu sistem teori harus
memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara empirik, Teori harus cocok dengan observasi dan dengan teori
yang sudah tervalidasi, Teori harus dinyatakan dengan cara sederhana
(parsimoni).
B.
Perbedaan Hukum dan Teori. Pada hukum, aturan
penamatan cukup jelas, sehingga hukum dapat langsung diuji. Pada teori, sebagian besarnya mungkin saja tidak
teramati; teori dapat menjelaskan hukum. Misal: Hukum Boyle dengan teori
dinamika gas. Hukum Boyle. pv = konstan pada temperatur tetap. Teori Dinamika.gas
terdiri atas molekul yang bergerak dan membentur dinding (- -> tekanan) volume
diperkecil, benturan molekul k dinding makin hebat (--> tekanan naik). Beberapa Hukum dan
Teori. hukum Archimedes, hukum Boyle, hukum
Newton, hukum Snellius, hukum Mendel, adedidikirawan hukum Bernoulli, hukum
Pascal, hukum Ohm. Teori gravitasi, teori
relativitas, teori kinetika (dinamika)
gas, teori kuantum, teori elektromagnetik, teori ion, teori Maslow
C.
Teori sebagai Realitas atau Instrumen. Teori
dapat dianggap sebagai suatu realitas;
apa yang diteorikan memang betul-betul ada,misalnya, teori molekul, apakah
molekul betul ada?. Teori dapat juga dianggap sebagai instrumen untuk
menjelaskan (instrumental). misalnya, teori molekul, tidak menjadi soal apakah
molekul betul adaadedidikirawan atau tidak, yang penting sebagai alat, teori
berguna untuk menjelaskan dan dibunakan sebagai premis
D.
Parsimoni,Teori dikontrol oleh parsimoni yakni
harus yang paling sederhana (pisau cukur Ochkam).
E.
Model atau Paradigma. Secara luas, paradigma adalah semua bentuk yang biasa kita
gunakan sehingga menjadi model dari kehidupan kita. Secara sempit, model atau
paradigma adalah bentuk contoh guna mempermudahadedidikirawan pemahaman tentang
sesuatu (konsep, hukum, atau teori
F.
Wujud
Paradigma, model fisik (maket bangunan, manekin), model matematika (rumus), simulasi
(planetarium)
VI.
Perangkat Ilmu Pandangan terhadap Teori
A.
Pandangan terhadap Teori. Ada kalanya teori
tidak lagi cocok dengan keadaan tertentu. Ada kalanya teori baruadedidikirawan
muncul sebagai saingan terhadap teori lama.Bagaimana sikap kita terhadap teori
yang dapat mengalami hal-hal seperti ini
B.
Perkembangan Beberapa Teori. Teori bumi datar, sudah
ditinggalkan orang, diganti dengan bola dunia. Teori geosentris, sudah
ditinggalkan orang, diganti dengan heliosentris. Teori eter, adedidikirawan
sudah diuji, ternyata tidak ada. Teori phlogiston, sudah ditinggalkan orang
C.
Perkembangan Beberapa Teori
1.
Teori Cahaya Huygens. Cahaya adalah gelombang,
bagus menerangkan pantulan, refraksi, dan sejenisnya; untuk tiba dari matahari
ke bumi, dianggap ruang tidak hampa tetapi berisi eter (nilai teori ini tinggi)
2.
Teori Cahaya Newton: Cahaya adalah pancaran
partikel, tidak bisa menerangkan pantulan, refraksi, dan sejenisnya (nilai
turun); kemudian dapat menerangkan fotoelektrik yang tidak bisa diterangkan
oleh teori gelombang (nilai teori naik lagi)
3.
Teori Cahaya Kuantum: Cahaya adalah partikel
yang bergelombang (gelombang elektromagnetik--EM); cahaya berubah-ubah dari
medan EM ke fotonadedidikirawan dan sebaliknya
4.
Teori Hampa. Aristoteles dan cendekiawan Yunani
Kuno beranggapan bahwa tidak ada hampa. Torricelli dengan tabung air raksa,
menunjukkan adanya hampa. Dengan teori E = m c2, apakah ruang hampa
tidak berisi E sehingga tidak hampa.
5.
Teori Newton. Tidak cocok untuk planet Uranus. Ditemukan
planet Neptunus yang mengganggu gerak Uranus sehingga tampak tidak cocok dengan
teori Newton
6.
Teori Paritas. Dianut oleh fisikawan Kemudian
ditinggalkan karena tidak cocok
D.
Ilmuwan dan Teori. Ilmuwan dapat menganut suatu
teori dan dapat juga meninggalkannya. Ada kalanya teori yang sudah ditinggalkan bangkit lagi dan
dianut lagi oleh ilmuwan. Di sini, dilihat pandangan dari Popper, Lakatos, dan
Kuhn terhadap teoriadedidikirawan
E.
Kebenaran Teori. Kita tidak dapat mengatakan
teori itu benar atau tidak benar; yang dapat dikatakan bahwa teori itu masih
cocok untuk menerangkan gelaja yangadedidikirawan teramati. Teori dapat
ditinggalkan orang karena orang menganut teori lain; tetapi dalam keadaan
tertentu, orang dapat kembali ke teori yang telah ditinggalkan
VII.
Perangkat Ilmu Falsifikasi Popper
A.
Karl Raimund Popper (1902). Penyusunan teoriadedidikirawan
berlangsung melalui “imaginasi kreatif” manusia, dan bukan melalui induksi. Teori
adalah spekulatif, falsifiabel (bisa palsu), sehingga perlu diuji secara ketat Pengujian
dapat terjadi berulang kali, tanpa batas.
B.
Falsifikasi. Untuk menjadi bagian dari ilmu,
hipotesis, hukum, teori harus memiliki kemampuan untuk palsu. Kepalsuan akan
tampak manakala ada amatan logis yang tidak cocok dengan hipotesis, hukum,
teori. Hipotesis, hukum, teori yang tidak memiliki kemampuan untuk palsu, bukan
bagian dari ilmu
1.
Contoh tidak bisa falsifikasi. Psikoanalisis
Freud. Ketika ada orang menenggelamkan anak ke air, hal ini dapat diterangkan
dengan alasan depresi. Ketika ada orangadedidikirawan menempuh bahaya menolong
anak itu dari ari, hal ini diterangkan dengan alasan sublimasi. Jadi
psikoanalisis ini bisa menerangkan hal yang berlawanan, sehingga tidak pernah
bisa salah. Ini bukan bagian dari ilmu.
2.
Contoh falsifikasi. Relativitas Einstein. Dengan
teorinya, Einstein menghitung lenturan cahaya karena melewati daerah dekat
massa matahari. Diuji padaadedidikirawan gerhana matahari tahun 1919, ternyata
cocok. Kalau hitungan Einstein tidak cocok dengan kenyataan maka teori Einstein
keliru.
C.
Derajat Falsifiabel. Makin umum atau makin luas
cakupan suatu teori, makin mudah teori itu mengalami kasus ketidakcocokan,
sehingga derajat falsifiabel menjadi tinggi, Contoh: (A) Planet Mars mengedari
matahari menurut elips, (B) Semua adedidikirawanplanet mengedari matahari
menurut elips, Derajat falisfiabel (b) lebih tinggi dari dari derajat
falsifiabel (A) Derajat falsifiabel menjadi ukuran keluasan atau keumuman suatu
teori Suatu teori makin baik jika derajat falsifiabelnya makin tinggi.
D.
Modifikasi Ad Hoc. Kalau teori tidak cocok
dengan suatu kenyataan, maka teori itu dimodifikasi ad hoc. Modifikasi ad hoc
adalah modifikasi kecil dan sering tidak diuji lagi
E.
Modifikasi. Dapat juga teori yang tidak cocok
dengan kenyataan dimodifikasi. Modifikasi berukuran lebih besar dan diuji lagi.
Melalui modifikasi, teori yang bertahan, bisa terus bertahan; kalau tidak
bertahan, teori itu bisa ditinggalkan orang. Contoh: Hukum Newton pada planet
Uranus.
F.
Contoh Modifikasi Ad Hoc. Nasi, Nasiadedidikirawan
menyehatkan orang, Kalau di suatu tempat orang sakit karena makan nasi, maka
dibuat modifikasi ad hoc, Kecuali di tempat itu, nasi menyehatkan orang. Permukaan
bulan, Menurut Aristoteles, bulan bulat sempurna, Setelah diteropong, permukaan
bulan bergunung, maka dibuat modifikasi ad hoc, Permukaan bulan ditutup oleh
zat yang tak tampak di teropong; bulan tetap bulat sempurna. Phlogiston, Dulu
pembakaran dan karatan dianggap terjadi karena di dalam zat ada phlogiston
(bakar), Phlogiston keluar terjadi kebakaran atau karatan, sehingga zat menjadi
ringan, Ada kasus karatan, zat bertambah berat; perlu dimodifikasi ad hoc,Ada
phlogiston positif dan negatif
G.
Bertahan dan Lenyap. Hipotesis, hukum, atau
teori dapat bertahan (terus dianut orang) atau lenyap (ditinggalkanadedidikirawan
orang). Bertahan, Karena selalu cocok dengan pengalaman; tidak ada kasus yang
tidak cocok, Karena setelah dimodifikasi, tidak ada lagi kasus yang tidak cocok
H.
Lenyap. Karena sering tidak cocok dengan
pengalaman, Karena setelah dimodifikasi, masih saja tidak cocok dengan kenyataan
,Karena bersama ketidakcocokan, muncul teori baru yang menjadi lawannya.
VIII.
SEJUMLAH PERTANYAAN TENTANG TEORI
A.
Apa yang dimaksud dengan teori ? Hanya ada stu macam saja teori itu, atau
beberapa macam? Adakah teori yang tidak benar, atau apakah semua teori itu
benar?
B.
Apa yang
diartikan dgn kebenaran teori atau kebenaran ilmiah? Jika pasti memang ada, apa
kriterianya? Apakah kebenaran teori atau ilmiah tentang sesuatu soal, hanya ada
satu atau bisaadedidikirawan lebih dari satu? Tetap, pasti, atau dapat berubah?
C.
Teori
atau pernyataan ilmiah yang benar itu diperoleh atau ditemukan dengan cara-cara
kerja bagaimana? Dengan metode logis deduktif, atau empirik-induktif, atau
harus reduktif, atau semuanya sekaligus?
D.
Apa
syaratnya bagi sesuatu pernyataan itu untuk dapat diterima sebagi teori atau
pernyataan ilmiah, atau pernyataan kebenaran ilmiah
E.
Siapa yang punya otoritas menilai mutu dari
sesuatu teori itu? Penemu pertama, kelompok para akhli, atau setiap orang yang
mengerti dan berkepentingan+
F.
Apakah
tiap pernyataan yang benar itu memuat kebenaran ilmiyah? Apa sesungguhnya
kebenaran itu, apa bedanya antara kebenaran dengan pemikiran logis-rasional,
atau dengan ketepatan, kesesuaiaan dengan sesuatu kaidah
G.
Apakah
kebenaran itu obyektif, terdapat dan melekat pada obyek atau pada data tenang
obyek, ataukah kebenaran itu suatu interpretasi yang paling tepat yang
disimpulkan para ahli mengenai obyek ybs? Apa pula syarat bagi interpretasi yg
demikian tu?
H.
Apakah
kebenaran itu akhirnya sesuatu yang nyata (reality), yg faktual, adakah realita
yang tak faktual, yang tak dialami langsung secara fisik? Adakah sesuatu
kebenaran atauadedidikirawan realita lain, selain yang faktual?
I.
Adakah
metode lain untuk menguji suatu ketepatan hipotetikal sebagai kebenaran
sementara, selain uji statistik dan uji signifikansinya?
J.
Jika
kluster dan datanya tidak (berasal dari sampel atau populasi) normal dan
homogin, jika perilaku sampel tidak tetap melainkan berubah terus-menerus, jika
perilaku populasi begitu ompleks dan mendekati kesemrawutan (chaos), uji statistik
mana yg masih ampuh?
K.
Lalu apa
fungsi, egunaan atau manfaat teori itu yang sebenarnya, untuk epuasan mental
saja, untuk menjadi dasar sesuatu model, untuk dasar sesuatu desain untukadedidikirawan
jadi dasar bagi kebijakan, bagi operasi/perilaku sesuatu RLS (Real Life System)
untuk dasar kontrol dan evaluasi operasi/perilaku RLS?
IX.
PASCA
POSITIVISME: SATU VISI TENTANG TEORI
KARL POPPER TERKENAL DENGAN METODE UJI TEORI,
MENJELASKAN SOAL FALSIFIKASI DALAM BUKUNYA The Logic of Scientific Discovery
tahun 1959 Pokok-pokok pikiranya:
A.
Pengetahuan
dapat dianggap bernilai.
ilmiah jika obyektif dan teoritikal, yaitu dapat mengungkapkan yang esensial
dari dunia yang telah dan dat diobservasi;
B.
Ada
kecocokan atau kesesuaian antara pernyataan teori tentang dunia yang
diobservasi;
C.
Nilai atau mutu dari pernyataan ilmiah bersifat
probable, yaitu tentang suatu ketepatan yang mungkin, yang sementara, bukan
yang pasti dan tetap, karena ia dianggap tepat selama belum dapat dibuktikan
yang berlainan, berbeda, atau bertentangan;
D.
Nilai
atau mutu dari sesuatu pernyataan ilmiah harus terbuka untuk dikaji dan diuji
dari beberapa sudut oleh para pakar lain, berkali-kali atauadedidikirawan
terus-menerus sehingga mencapai bukti-bukti yang menyanggahnya;
E.
Cara
kerja yg tepat ialah metode deduktif dengan membuat dalil umum dalam bentuk
premis atau hipotesis yang berfungsi sebagai lampu pencari (search light), yang
dengan bantuan data faktual dapat diturunkan ke proposisi partikularnya
F.
Menggunakan metode induktif murni tidaklah
tepat. Cara kerja induktif harus ditolak, arena aan menghasilkan premis atau
hipotesis pertikular;
G.
Metode
uji verifikasi juga harus ditolak, karena dianggap tidak memadai untuk
menemukan nilai ilmiah baru;
H.
Untuk
memajukan nilai ilmiah, yang lebih tepat ialah metode uji falsifikasi sebagai
kriteria pengontrol dan pengujinya
X.
THOMAS
KUHN The Structure of Scientific Revolutions (1962, 19700). Paradigma, krisis, revolusi ilmiah,
pra-paradigma, ilmu normal, dan anomali adedidikirawan
Tahap
I: Ilmu dengan teori yg
pra-paradigmatik
Tahap
II: Ilmu normal tatkala dari fakta dan kesimpulannya berkembang teori-teori yg
bersaingan, maka mengemukalah suatu teori yg mendapat
Tahap
III: dengan bekerja kerasnya para ilmuwan lain itu, ditemukan ada anomali,
Tahap
IV; Jika anomali dapat dipecahkan denganadedidikirawan teori baru, dengan presisi lebih tinggi yg
mengandung daya prediktif lebih mapan,
XI.
PHILOSOPHY OF SCIENCE: SIR KARL POPPER
Popper has devoted much of his career to answering the
questions: What is science? How is science performed? Although these questions
may at first seem easy to you, consider such areas as astrology and Marxism.
Could these approaches be considered scientific? Why not?
Falsificationism
is the name given to Popper’s description of how science is performed.
Falsificationism suggests that science should be concerned with disproving or
falsifying theories through logic based on observation. How is this
accomplished? First, a scientist must create a consistent falsifiable
hypothesis. A falsifiable hypothesis is one that can be shown to be false. For
example, the hypothesis “It will rain in Tuscaloosa, Arizona, on Tuesday,
December 23, 1997” is a testable hypothesis. Likewise the hypothesis “All
objects regardless of weight will fall to earth at approximately the same
speed” is a testable hypothesis. However, a hypothesis such as “ESP
(extrasensory perception) exists” is an untestable hypothesis. Even the
hypothesis “Gravity exists” is untestable. It may be true that both ESP and
gravity exist, yet adedidikirawanuntil the hypothesis is stated in a form that
can be falsified, the hypothesis is not testable. Second, once a scientist has
a falsifiable hypothesis, the task is to develop a test of the hypothesis.
Third, the hypothesis is tested. Fourth, if the hypothesis is shown to be
false, a new bold hypothesis is developed.
XII.
Perangkat Ilmu Program Penelitian Lakatos.
A.
Imre Lakatos. Ilmu adalah program penelitian
terstruktur, dan bukan trial and error. Penganut suatu teori melindungi
teorinya dengan sabuk pengaman. Kalau ada ketidakcocokan, penganutnya akan
membela dengan berbagai alasan. Anomali, kesalahanadedidikirawan observasi,
gangguan pada observasi, kesalahan ukur, . . .
B.
Heuristik. Lakatos mengemukakan heuristik
positif dan negatif. Heuristik positif adalah hal yang dianjurkan untuk
dilakukan. Heuristik negatif adalah hal yangadedidikirawan dianjurkan untuk
tidak dilakukan (termasuk tidak langsung menolak teori anutan yang tidak cocok
dengan kenyataan).
XIII.
Contoh Pelindung
A.
Pada Astronomi Ptelomaeus. Gerak planet maju
mundur, Pelindung: ada gerak episiklus. Demi parsimoni, beralih ke teori
Kopernikus.
B.
Pada Teori Newton. Leverrier menemukan bahwa
gerak planet Uranus tidak cocok dengan teori. Pelindung: ada benda pengganggu. Galle
menemukan planet Neptunus sebagai pengganggu.
C.
Pada Gelombang Cahaya. Bagaimana gelombangadedidikirawan
cahaya melewati ruang hampa. Pelindung: ada zat eter di dalam ruang “hampa”.
Ternyata eter tidak ada; Maxwell menunjukkan bahwa gelombangnya adalah
elektromagnet.
XIV.
Sistem Geosentris dan Ptolemaeus
menyebabkan gerak planet maju mundur.
Pelindung melalui pembuatan episiklus.
A.
Fakta Baru. Program penelitian (teori) memiliki
karakeristik sama yakni dapat memprediksi fakta baru Contoh: Prediksi Halley
tentang kembalinya komet 72 tahun kemudian,Prediksi Einstein tentang
terlihatnya bintang diadedidikirawan balik matahari ketika gerhana matahari, Prediksi
Mendeleyev (melalui tabel periodik) tentang sifat unsur yang belum ditemukan
B.
Progresif dan Degeneratif. Program penelitian
(teori) progresif menghasilkan fakta baru (yang belum diketahui); ada kalanya
memerlukan waktu lama,Program penelitianadedidikirawan (teori) degeneratif
hanya menampung fakta yang sudah diketahui; bisa ditinggalkan orang.
XV.
PHILOSOPHY OF SCIENCE: IMRE LAKATOS
Imre
Lakatos suggests that the important advances in science are made through the
adherence to research programs. By saying this, Lakatos means that
science is more than following trial-and-error hypotheses. A research program
is the examination of aadedidikirawan number of major and minor hypotheses
concerning a topic. Some examples Lakatos gives of research programs are Newton’s
theory of gravity, Einstein’s relativity theory, and the theories of Freud.
An
important point, specifies Lakatos, is whether the research program is
progressive or degenerating. How do you tell the difference? The main
characteristic of a progressive research program is that it predicts
novel facts. Thus a progressive program leads to the discovery of new
facts, whereas a degenerating program only interprets known facts
in light of that theory. By this he means that a degenerating research program
only explains the results of already existing experiments, whereas a
progressive research program leads one into new directions and predicts new
facts. In this way, Lakatos proposes thatadedidikirawan science changes not by
sudden revolutions, as Kuhn suggested, but through the replacement of
degenerating research programs with progressive ones.
XVI.
Perangkat Ilmu Paradigma Kuhn
Thomas S. Kuhn, Melihat teori sebagai struktur
terorganisasi. Struktur teori berbentuk paradigma. Teori bisa mengalami krisis
sehingga dapat saja diganti oleh teori lawannya. Paradigma Kuhn menurut Larry
Laudan, Pertama dan terutama Paradigma memberikan kerangka konseptual untuk
mengklasifikasikan dan menjelaskan obyek alamiah, Kedua Paradigma
menspesifikasikan metoda, teknik, dan alat yang layak di dalamadedidikirawan
inkuiri untuk mempelajari obyek pada wilayah aplikasi yang relevan Ketiga Penganut
paradigma berbeda akan mendukung perangkat tujuan dan ideal yang berbeda.
A.
Teori Normal dan Teori Revolusioner. Teori
normal (Teori yang digunakan menurut paradigma serta dianut oleh seluruh
komunitas). Krisis (Jika muncul banyak anomali, maka teori normal mengalami
krisis). Teori revolusioner (Paradigma tandingan yang dapat mengatasi anomali).
Penggantian teori (Dalam keadaan tertentui, teori revolusioner dapatadedidikirawan
saja menggantikan teori normal; kemudian teori revolusioner ini menjadi teori
normal (sampai krisis lagi) dan berlangsung secara siklus)
B.
Pergeseran Paradigma. Ilmuwan dapat saja
berpindah dari paradigma (teori) ke paradigma (teori) lain. Contoh: Teori panas.
Teori phlogiston (dianut oleh Priestly). Bergeser ke teori oksigen (Lavoisier
dan Dalton). Bergeser lagi keadedidikirawan teori tenaga (Joule).
C.
PHILOSOPHY OF SCIENCE: THOMAS KUHN
When Newton
said, “I stand on the shoulders of giants,” he was referring to those individuals who came before him and on whose
work he was able to build his scientific system. Many of us have similar ideas
when it comes to the progression of science. Weadedidikirawan think that each
new discovery is simply added to old discoveries with the result being a
gradual accumulation of knowledge.
In 1962, Thomas
Kuhn suggested that this view is wrong. Kuhn proposed that science actually
goes through a series of revolutions. Following each revolution, a new system
or method for performing science is instituted. The new system or world view is
referred to as a paradigm or set of assumptions, which guide scientific
activity until aadedidikirawan new revolution and paradigm shift take place.
The stable period between revolutions is referred to as normal science.
Normal science is the process of problem solving, which most of us think of
when someone uses the term science. Normal science for Kuhn is always
science performed in relation to a particular paradigm.
As an example of the
role of paradigms, assume you were a mapmaker before the time of Columbus. You
would draw your map as if the world were flat, since that was the accepted
belief. You, as a adedidikirawanmapmaker, would never think to question this
belief; it was a given in your task of drawing maps. Then in the Middle Ages,
there was there was the mapmaker’s version of a scientific revolution.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar