I. PENGERTIAN
RENUNGAN MENGENAI SEGALA SESUATU, SEBAGAI
UPAYA PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH MAKNANYA, YANG PENTING BAGI
LANDASAN PERTIMBANGAN KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI DENGAN NORMA YANG BERLAKU
A.
Memperoleh Pengetahuan
1. PRA-ILMIAH
SEGALA SESUATU YANG DICATAT DALAM OTAK,
HASIL PENCERAPAN INDERAWI (EMPIRIK) ATAU YANG DIPEROLEH SECARA INTUITIFadedidikirawan
a. EMPIRIK : SECARA SADAR DIKETAHUI
PROSESNYA
b. INTUITIF : SECARA TAK SADAR TAKDIKETAHUI
PROSESNYA
B.
ILMU
HIMPUNAN
PENGETAHUAN YANG TELAH :
1. DISISTEMATISASI
2. DIORGANISASI
3. MEMILIKI:
- METODE TERTENTU
- SIFAT INTERSUBYEKTIF (DAPAT
DIPELAJARI OLEH SIAPA SAJA YANG
MEMENUHI PERSYARATAN DAN METODENYAadedidikirawan
- SIFAT REPRODUKTIF (DPT DIULANG UTK
DIUJI
KEBENARANNYA DGN METODE DAN KONDISI YG
SAMA
C.
ILMU YANG MANDIRI
1. DIAKUI
SEBAGAI DISIPLIN LMU
2.
MEMILIKI METODE ILMIAH YG KHAS
3.
CIRI KHAS UNSUR-UNSUR STRUKTUR ILMU:
- ISTILAH
-
DEFINISI
-
PROPOSISI
-
KONSEP
-
TEORI
-
HUKUM
-
DALIL
D.
STRUKTUR ILMU:
1. FAKTA : KONSEP AWAL YG PALING SEDERHANA,
BERUPA ABSTRAKSI DARI HASIL PENCERAPAN
INDERAWI (DICATAT DALAM OTAK, DIINGAT
DALAM PIKIRAN)
(1) DIBERI LAMBANG/NAMA DIAMBIL DARI
KATA SEHARI-HARI
(2) SEHINGGAadedidikirawan DPT DIKOMUNIKASIKAN SECARA ABSTRAK
(TANPA MELIHAT WUJUD YBS)
E.
PERBEDAAN
HIPOTESIS
: JAWABAN TENTATIF THDP MASALAH
TEORI
: PUNYA LANDASAN KUAT UNTUK PREDIKSI GEJALA
HUKUM:
PUNYA KEPASTIAN BERLAKUKNYA KERUNTUNAN ASAS
FILSAFAT ILMU:CARA MEMPEROLEHadedidikirawan PENGETAHUAN YANG MEMENUHI KEBENARAN
LMIAH
II.
DEFINISI
Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek
(riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan :
Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai
tujuan yang berlaku universal dan dapatadedidikirawan diuji/diverifikasi kebenarannya
Ilmu Pengetahuan :
A. bukan
satu, melainkan banyak (plural)
B. bersifat
terbuka (dapat dikritik)
C. berkaitan
dalam memecahkan masalah
Jadi, Filsafat Ilmu
Pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu adedidikirawanpengetahuan
tertentu secara rasional
Filsafat Ilmu
Pengetahuan : Cabang filsafat yang mempelajari teori pembagian ilmu, metode
yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang
berkaitan dengan kebenaran ilmu tertentu.Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga
Kritik Ilmu, karena historis kelahirannya disebabkan oleh adedidikirawanrasionalisasi
dan otonomisasi dalam mengeritik dogma-dogma dan tahayul
III.
MEMBANGUN
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN “TERTENTU”
Jika Ilmu
Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan
aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari
ilmu tersebut. adedidikirawan
Contohnya :
Membangun Filsafat Ilmu hukum perlu menelusuri dari aspek :
Ontologi [ eksistensi (keberadaan) dan essensi
(keberartian) ilmu-ilmu hukum
Epistemologi [ metode yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran ilmu-ilmu hukum
Aksiologi [ manfaat dari ilmu-ilmu hukum adedidikirawan
IV.
ASPEK
ONTOLOGI
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu
hendaknya diuraikan secara :
a.
Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b.
Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain
secara teratur dalam suatu keseluruhan
c.
Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan
d.
Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir
yang benar (logis) adedidikirawan
e.
Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari
satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara
keseluruhan (holistik)
f.
Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya,
atau esensinya
g.
Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat
umum yang berlaku di mana saja.
ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT, WHO)
® Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia
atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM).
® Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban
Yunani).
Philein
= Philos = Cinta
Sophia
= Kebijaksanaan
® Filsafat :
Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan
Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan
/ kebenaran
® Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau
kebijaksanaan (K)= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.Kebijaksanaan
Absolut : ada pada Tuhan dan Adimanusiawi
Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsufadedidikirawan = Filosofos -> mendapatkan Rumus
Pythagoras, namun tidak merasa hebat.
® Philosophos
= Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana = Pencari / Pencinta Kebijaksanaan.
Bukan Sofis yang merasa hebat tahu
segalanya.
® Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis.
Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan, dan menghindari ratio
(logos, akal budi)
® Setiap fakta dari aspek ontologi dapat
dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua obyek, yaitu
obyek materi dan obyek formal.
® Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang
kebijaksanaan atau adedidikirawankebenaran. Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya.Obyek
sebenarnya :
Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan,
misalnya : manusia, alam, dll
Obyek formal : bidang kajian semua
pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll
® Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat
: Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan
sejelas mungkin.
V.
ASPEK
EPISTEMOLOGI
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau
kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan.
Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut
[AR Lacey] :
1. Menemukan
kebenaran dari masalah
2. Pengamatan
dan teori untuk menemukan kebenaranadedidikirawan
3. Pengamatan
dan eksperimen untuk menemukan kebenaran
4. Falsification
atau operasionalism (experimental operation, operation research)
5. Konfirmasi
kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode
hipotetico – deduktif
7. Induksi
dan presupposisi/teori untuk menemukan kebenaran fakta
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari
teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur
kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
1. Rationalism;
Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran
2. Empirism;
alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai
pemegang peranan utama
3. Logical
Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
4. Pragmatism;
Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yangadedidikirawan disepakati adalah
kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
Ilmu pengetahuan
merupakan sesuatu yang dinamis, tersusun sebagai teori-teori yang
saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
ASPEK EPISTEMOLOGI
(WHY, HOW)
WHY : karena keinginan berfilsafat untuk
menemukan kebenaran dengan :
1.
memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya
ditanyakan mengapa benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk
menemukan kebenaran.
2. mengapa
ditanyakan oleh karena :
a.
Ketakjuban akan dirinya “yang ada” (Plato
& Aristoteles ± 350 SM), dan ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan bintang. Imanuel Kant (± 1750) memikirkan untuk ditemukan
bagaimana kebenarannya.
b.
Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus ±
400, Descartes ±1600)
karena indrawi seringkali menipu -> bagaimana kebenarannya adedidikirawan
c.
Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil
dibanding alam semesta -> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.
HOW :
- Bagaimana pendekatannya berdasarkan gejala atau phenomenologi?
- Bagaimana klasifikasinya?
- Bagaimana model atau metodenya?
Pendekatan
Fenomenologi / Gejala
1.
Gejala hubungan kesatuan asasi subyek
(manusia)-obyek (pengetahuan, benda untuk menemukan hasil bersifat sementara
dan terbuka) yang dapat dikritik.
2. Gejala
jasmani-inderawi yang merupakan hasil pengalamanadedidikirawan kongkrit (hasil
tergantung tempat + waktu)
3.
Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak
tergantung tempat + waktu)
Cara/metode
pendalaman gejala tersebut terus dilakukan
dan filsafat mencari kebenaran sesuai klasifikasi filsafat dan model
pendalamannya.
Klasifikasi
Filsafat Menuju Filsafat Pengetahuan:
- Filsafat Manusia
- Filsafat Alam
- Filsafat KeTuhanan
- Filsafat Etika
- Filsafat Pengetahuan
Filsafat Pengetahuan Umum
Filsafat Ilmu Pengetahuan, diperlukan
ilmu alam, ilmu pasti,ilmu kemanusiaan
VI.
TEORI
Teori merupakan
pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari
suatu disiplin ilmu, dan dianggap benar. Teori biasanya terdiri dari
hukum-hukum, yaitu : pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih. Teori memerlukan tingkat keumuman yang
tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebihadedidikirawan berfungsi sebagai
teori ilmiah. Tiga
syarat utama teori ilmiah :
1. Harus
konsisten dengan teori sebelumnya
2. Harus
cocok dengan fakta-fakta empiris
3. Dapat
mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi
ilmu pengetahuan :
a.
Axioma:pernyataan yang diterima tanpa pembuktian
karena telah terlihat kebenarannya
b.
Postulat:suatu pernyataan yang diterima “benar”
semata-mata untuk keperluanadedidikirawan berkomunikasi
c.
Presumsi: suatu pernyataan yang disokong oleh
bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar
walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benar
d.
Asumsi :suatu pernyataan yang tidak terlihat
kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak tinggi
Filsafat Ilmu
Pengetahuan selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu
pengetahuan.
1.
Dinamis : dengan
aktivitas/perkembangan pengetahuan
sistematik dan rasional yang benar
sesuai fakta, dengan prediksi dan hasil, ada aplikasi ilmu dan teknologi,
dinamika perkembangan
karena ilmu pengetahuan bersimbiose
dengan teknologi
2.
Metode Ilmiah : dengan
berbagai ukuran riset yang disesuaikan.
3.
Ciri Ilmu : perlu
memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat
ilmu dan klasifikasi ilmu
SIFAT ILMU : Sistematik, Konsisten
(antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan), Eksplisit (disepakati dapat secaraadedidikirawan universal, bukan hanya dikalangan kecil),dan Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah
Salah satu
Klasifikasi Ilmu :
Ilmu Penngetahuan:
1.
Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)Ilmu Alam /
Eksakta
2.
Ilmu Moral (Ilmu sosial dan Ilmu Humaniora)
VII.
ASPEK
AKSIOLOGI
Tujuan dasarnya : menemukan
kebenaran atas fakta “yang ada” atau
sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiahadedidikirawan
Contohnya :
Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air tanah mempengaruhi
tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah dilakukan pengujianadedidikirawan
laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa
teori tersebut benar.
ASPEK AKSIOLOGI For What (Untuk Apa, Apa Nilainya)
A. Filsafat =
Ilmu tanpa batas dan universal untuk menemukan pengetahuan secara menyeluruh
dan dapat diungkapkan dengan jelas
B.
Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam
tentang seluruh kenyataan.Usaha menjawab secara metodis, sistematis koheren
tentang adedidikirawanseluruh fakta / kenyataan
C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari
kebenaran seluruh fakta / kenyataan
Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang seluruh
fakta / kenyataan.
® Kegunaannya : Menemukan kebenaran,Menimbulkan
keyakinan, dan adedidikirawanMenemukan ide
VIII.
Model/Metode (Cara Mencari Kebenaran):
•
Apriori
(Plato) : universal partikuler
•
Aposteriori
(Aristoteles) : partikuler universal Kebenaran pengetahuan (Epitesmi)
Episteme
: pengetahuan yang sejati berdasar :obyektifitas (empiri+rasio), untuk adedidikirawanmenemukan kebenaran, kepastian, abstraksi dan
intuisi
Epistemologi
: pengetahuan sejati tentang : Apa : fakta,Mengapa : causa, Bagaimana : metode,
Benar : Verifikasi
Bila Kumpulan pengetahuan yang benar/episteme/diklasifikasi, disusun
sitematis dengan metode yang benar dapat menjadi epistemologi. Aspek epistemologi
adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang mengapa danadedidikirawan
bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali
kebenarannya.
Filsafat : Kebenaran yang
dibuktikan secara : Radikal (individu),
Rasional (obyektif), Sistemik (ilmiah) dan Semesta (universal)
Pembuktian Filsafat lebih luas daripada pembuktian Ilmu, oleh karena
mempertimbangkan :
Ratio
Agama
Ilmu
sendiri + Ilmu lain Seni
Moral
Kebahagiaan
Nilai
Kesemestaan
Menurut Witgenstein, Titus
:
Filsafat : Usaha untuk
menyatakan kebenaran ilmiah secara menyeluruh sejelas mungkin.
Menurut KattSoff (1963) :
Filsafat : Berpikir secara kritis,
sistematis, rasional, dan komprehensif hingga menghasilkan suatu yang runtut
dan benar
Jadi Filsafat adalah berpikir
dengan cara yang benar (teoritis) untuk menemukan keputusan pengetahuan yang
benar (praktis) adedidikirawan
Klasifikasi Lain dari Filsafat:
A.
FILSAFAT UMUM :
1.
FILSAFAT KATEGORI
a.
LOGIKA
b.
ETIKA(DESKRIFTIP(apa adanya), METAETIK
(analisis), NORMATIF (seharusnya))
c.
METAFISIKA=ontologi=filsafat pertama.
d.
EPISTEMOLOGI= filsafat ilmu pengetahuan.
2.
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN (agama,matematika,
hukum, dll)
RINGKASAN SEJARAH FILSAFAT ILMU:
1. Masa
Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad 3 SM)
2. Masa
Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM – Awal Abad 15)
3. Masa
Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)
4. Masa
Kontemporer (Abad 20)
Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM):
Filsafat = pengetahuan tahyul,
dongeng, mitos = mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh),Thales
/ air, Pythagoras / bilangan, Demokritos / atom
Filsafat = Logos, Sokrates : (469-399 SM) Dialektikaadedidikirawan Salah
Sokratik -> kesimpulan Benar, Plato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi
(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan
Filsafat : Apologia (pembelaan Sokrates).
Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme
(ingatan yang benar atau ide abadi) Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide
dalam diriobyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar
Tulisannya : Apologia, Kriton,
Politea : negara, Simposium : diskusi tentang cinta, Phaedo : diskusi tentang
jiwa yang tak mati, Phaidros : diskusi tentang ide,Parmenides : kritik terhadap
ide ajarannya, Timaios : susunan alam semesta danNomoi : Hukum-hukum. Mendirikan
Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Pertengahan. Ajarannya =
Platonismeadedidikirawan yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran
rohani / ide yang kekal. Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan
Platonisme dengan ajaran Gereja Kristen.
Aristoteles (384 – 322 SM): Murid terpandai
Akademi, guru Alexander Agung, Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit. Ajaran
Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori (terikat
pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme = pengetahuan
benar yang diperoleh dari sebab musabab. Tujuh karya : Logika / organon
(analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta, Biologi, Psikologi, Metafisika,
Etika & Politik, Sastraadedidikirawan/Retorika. Ia membagi 3 ilmu
pengetahuan (IP) :
1. I.P.
Produktif = Pedomen bidang kesenian
2. I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman
tingkahlaku
3. I.P. Teoritis
= Tak memihak
Fisika,
Matematika, Filsafat Pertama
(metafisika
= ontologi)
Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM – awal abad 15):
1. Filsafat
Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)
2. Filsafat
dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar Justianus ± 529 M)
3. Filsuf
Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)
4. Filsafat
: kembali ke mitos = mistik
Plotinus -> Neo Platonisme (± abad ke 13) yaitu
Platonisme manunggal dengan Dogma Gereja.
5.
Thomas Aquinesadedidikirawan (1225 – 1274)
Filsafat
Yunani kuno tak dilarang malah untuk justifikasi Dogma Gereja.
Masa Modern (Akhir abad 15 – 19):
1. Gerakan
Renaissance (kelahiran kembali)
mentalitas individual – kebebasan,
persamaan, emansipasi, otonomi diri.
2.
Revolusi Copernicus (1473 – 1543)
Matahari : pusat alam semesta
Metode induktif – experimental
3. Zaman
Aufklarung (pencerahan / abad 18)
Menggunakan akal budi dengan inti :
a. Ajaran
Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)
b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626)
Pengetahuan inderawi
c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant,
1724-1804)gabungan a + b
d. Filsafat Pragmatisme (William James,
1842-1910)Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya /
kegunaannya.
e. Filsafat
Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)kebenaran = kenyataan benda itu sendiri
Tiga tahap dalamadedidikirawan metode fenomenologis yaitu : Reduksi
Fenomenologis, Reduksi Eidetis,Reduksi Transendental
f. Filsafat
Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-1855)
Masa Kontemporer (abad 20):
1.
Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein,
1889-1951).
2. Filsafat
Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980), Ia menganggap manusia
bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi dirinya.
Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup
bermasyarakat. Menganggapadedidikirawan Tuhan tidak ada dan manusia dapat
memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin). Ada 2 kelompok : anti agama &
kelompok agama (percaya pada Tuhan)
3. Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)
Perangkat Ilmu Istilah Ilmiah:
Istilah Ilmiah:
• Ilmu
memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah. Meliputi
bidang, Besaran atau dimensi, Aturan, Penjelasan aturan
• Besaran
atau Dimensi Mencakup:Konstanta dan variabel, Faktor, Definisi, Fakta,Konsep, Konstruksi,
Data, Sektor, Dan sejenisnya
Aturan Ilmu Mencakup:Masalah,Hipotesis,Proposisi,Aksioma dan Asumsi, Postulat, Dalil dan Hukum, Prinsip,Dan sejenisnya
Penjelasan Aturan Mencakup:Teori,Model dan Paradigma,Dan
sejenisnya
Besaran atau Dimensi:
1. Konstanta dan Variabel
•
Konstanta memiliki nilai yang tetap;
•
Variabel memiliki nilai yang dapat berubah
•
Berubah tak acak (matematik)
•
Berubah acak (probabilitas, statistik)
Variabel
Berkenaan dengan
apa dari siapa
atribut obyek
makhluk
benda
peristiwa
Contoh Variabel
Atribut Obyek
Kepemimpinan manajer (orang)
Hasil
belajar mahasiswa (orang)
Kebuasan buaya (hewan)
Kekuatan gajah (hewan)
Kesuburan pohon mangga (tumbuhan)
Nilai saham (benda)
Titik didih air (benda)
Keterjualan rumah (benda)
Kecepatan olah data (peristiwa)
Temperatur kebakaran (peristiwa)
Kelancaran penjualanadedidikirawan (peristiwa)
Simbol Variabel
•
Variabel sering dinyatakan dalam bentuk simbol
•
Simbol variabel dapat berbentuk:
•
Gambar
õ .
. .
•
Abjad Latin
A B
X Y a
b c .
. .
•
Abjad Yunani
Φ Δ
Γ Ω α
β μ .
. .
•
Sering ditambahkan dengan lambang indeks atau
pangkat
•
Abjad Yunani
•
Nama Kapital
kecil Nama Kapital kecil
•
alpha Α α nu Ν ν
•
beta Β β xi Ξ ξ
•
gamma Γ
γ omicron Ο
ο
•
delta Δ δ pi Π π
•
epsilon Ε
ε rho Ρ ρ
•
zeta Ζ ζ sigma Σ
σ ς
•
eta Η η
tau Τ τ
•
theta Θ θ upsilon Υ
υ
•
iota Ι ι phi Φ φ
•
kappa Κ κ khi Χ χ
•
lambda Λ
λ psi Ψ ψ
•
mu Μ μ
omega Ω ω
2. Faktor
•
Sering dimaksudkan sebagai variabel penyebab
Sebab -----à akibat
(faktor)
•
Ada kalanya diartikan sebagai kumpulan variabel
sejenis
Faktor 1
Faktor 2
A = Membaca D = Tambah
B = Menulis E = Kurang
C = Mengisi
rumpang F = Kali
Faktor 1 = verbal Faktor 2 = numerik
3. Definisi
•
Definisi adalah batasan secara singkat tentang
pengertian dan lingkup suatu besaran
•
Definisi Substansi
Batasan tentang
pengertian substansinya
•
Definisi Operasional
Batasan
pengertian berkenaan dengan cara pengukurannya
•
Biasanya rumusan definisi berupa satuadedidikirawan
kalimat saja sedangkan pengertian luas atau pengertian lengkapnya dijelaskan di
dalam konsep atau konstruk
4. Fakta
•
Merupakan kenyataan konkrit yang teralami
•
Biasanya dinyatakan di dalam bentuk sekor atau
data
Contoh:
•
Umur di dalam tahun
•
Tingkat pendidikan
•
Tempat lahir
•
Jumlah mahasiswa
•
Luas kampus
•
Gaji karyawan
•
Sering dicatat melalui inventori (misalnya
melalui kuesioner).
5. Konsep
•
Berkenaan dengan pengertian secara lengkap
tentang sesuatu
Misalnya: Arti
dari
•
Mahasiswa
•
Karyawan
•
Manajer
•
Komputer
•
Jurusan teknik elektro
•
Bayi
•
Remaja
•
Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian
konsep yang adedidikirawanberbeda karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau
pakar
•
Dicari dari literatur; memerlukan diskusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar